9ethuk

Berbagi adalah sumber energi abadi

Hati-hati Anak Panahmu

Credit Foto : Antarafoto.com

Credit Foto : Antarafoto.com

Bismillah.

Pernah suatu ketika diberlakukan kebijakan baru di tempat kerjaku, yaitu ingin meng-evaluasi efektifitas jam masuk dan jam pulang kerja para operator. Inisiatif inipun muncul lantaran banyak ditemui operator yang ngaret, baik ngaret datangnya maupun terlalu cepat pulangnya. Terlalu cepat pulang dalam artian, semisal pulang kerja jam 16.30, pukul 16.00 sudah meninggalkan area kerja persiapan ganti baju dll untuk pulang.

Nah, kebetulan staff baru yang diberi tugas untuk melakukan evaluasi dengan cara nongkrongin di depan pintu masuk dan mencatat setiap operator yang masuk kerja lengkap dengan pukul berapa dia datang.

Sudah bisa diduga, satu pabrik heboh!

Protes, ketidak setujuan, kasak kusuk, gossip langsung beredar. Namun sayangnya justru yang dijadikan sasaran adalah staff yang melakukan pencatatan tsb.

Hingga ada kejadian, di locker si staff tersebut ada tulisan :

“Supervisor  Asu …….” (Supervisor Anjing)

Meskipun yang dituju bukan aku, jujur aku marah banged, kalau ketemu orangnya pengen gue ajak duel satu lawan satu diluar pabrik. Kok bisa bisanya nulis kayak gitu di loker orang dan tentu saja banyak yang akan membacanya.

Ada 2 hal yang saya catat disini :

Pertama, kedangkalan cara berfikir si orang ini (sampai sekarang belum ketahuan siapa yang menulis). Tidakkah dia berfikir, sekali dia menulis ataupun berucap maka ucapan atau tulisan itu mempunyai nyawa dan hidup dalam jalannya sendiri. Tidak bisa ditarik kembali.

Kalau kata temen, ucapan/tulisan itu ibarat anak panah, sekali terlepas dari busur, maka ia hidup dijalannya sendiri dan tidak bisa ditarik kembali.

Aku tidak tau, sudah berapa banyak tulisan itu dibaca, dan sudah berkembang menjadi berapa ribu persepsi setiap orang yang membaca atau menceritakan tulisan itu kepada orang lain. Pun ketika rekan-rekan blogger membaca tulisan ini, maka setiap kepala pasti memiliki persepsi sendiri-sendiri.

Kedua, penyakit budaya latah yang tanpa didasari ilmu/ sumber referensi yang bisa dipertanggung jawabkan.

Tentu bukan hanya sekali saat kita mengikuti seminar atau training, ketika ada yang ketawa satu orang tiba-tiba selang sepersekian detik diikuti orang lain. Atau ada satu yang tepuk tangan, maka diikuti yang lainnya. Meskipun kadang kita tidak tau alasan kita melakukan tepuk tangan atau tertawa.

Ehmm, pernah liat anak kecil saat sholat jum’at tak? Kadang saat aku memperhatikan. Jika ada salah satu yang pura-pura batuk di satu ujung, eh langsung bersaut sahutan diujung yang lain. Hahaha.

Atau saat sholat tarawih, jika salah satu memanjangkan kata-kata aamiin, maka biasanya lagsung disambur yang lain juga, tanpa mengetahui alasan kenapa ikut-ikutan.

Apakah pada anak kecil saja? Hehehe, saat dilakukan training operator di aula, sepanjang training sangat sering aku temui latah-latah dan ikut-ikutan yang dilakukan operator-operator ini yang secara usia jauh diatas dan lebih dewasa dibanding anak kecil. Jika ada satu yang ketawa tanpa sebab, eh tiba-tiba jadi banyak yang ketawa, dll dll.

Kadang aku berfikir, apakah setiap yang aku lakukan berdasarkan sebuah pemikiran yang mendalam dan benar atau sekedar ikut-ikutan. Kalau dipikir-pikir, kayaknya masih banyak ikut-ikutannya.

Bagaimana denganmu sobat?

27 comments on “Hati-hati Anak Panahmu

  1. lambangsarib
    February 26, 2013

    Tulisan terkadang lebih tajam dibanding sebuah pedang.

  2. ryan
    February 26, 2013

    perkataan itu ibarat anak panah – baik tertulis ataupun lisan – sekali dilepaskan tidak dapat ditarik ulang (kecuali ada yang mau ikat anak panahnya dengan tali yang terikat di tangan – jadi bisa tarik lagi). Makanya kita harus hati-hati untuk mengeluarkan perkataan.

    Sama seperti halnya demo UMR kemarin mas. beberapa pas ditanya itu: hanya karena diajak dan ikut-ikutan temannya. solider katanya. tapi efeknya nanti (kalau sampai ada PHK – amit2…) siapa yang tanggung jawab? masing-masing kan.

    Yah… setidaknya, walaupun kita agak ‘ikut-ikutan’ orang lain, sebaiknya kita tetap punya dasar untuk diri sendiri.

    • utie89
      February 26, 2013

      setujuh deh sama mas ryan.
      Ikut-ikutan yang berdasar.

      Atau boleh ngga kalau ikut-ikutan dulu baru nyari dasar. :mrgreen:

      • ryan
        February 26, 2013

        hahaha. boleh aja kok… 😀

      • 9ethuk
        March 10, 2013

        Hahahaha, ikut dulu baru nyari, hehmmm asal gak telat aja nyarinya dan ketemu yang dicari 🙂

    • 9ethuk
      March 10, 2013

      Yupz, asal yang kita lakukan berdasarkan olah pikir diri kita, maka itu hasil berfikir dulu sebelum bertindak 🙂

      • ryan
        March 11, 2013

        tul..
        makasih banyak mas.

      • 9ethuk
        March 28, 2013

        Sama sama 🙂

  3. afan
    February 26, 2013

    sebenernya beukan ikut2an tapi mungkin sama satu pemikiran, jadi kompak.. hahaha

    • 9ethuk
      March 10, 2013

      Nah itu dia yang aku agak bingung juga, mungkin gak masuk ikut2an kali ya yang itu.

  4. hilal
    February 26, 2013

    kalau ketemu orangnya pengen gue ajak duel satu lawan satu diluar pabrik.
    Ini dia ni… cakep ni… 😀

    • 9ethuk
      March 10, 2013

      Hahahahaha, padahal belum tentu menang 😀 😀

      • hilal
        March 11, 2013

        rapopo, mas, sing penting menang gaya sek :p

      • 9ethuk
        March 28, 2013

        Hahahaha,…

  5. whysooserious
    February 26, 2013

    bila direnungkan kadang sikap yang kita ambil lebih condong mengarah pada ‘ikut-ikutan’ lingkungan sekitar, padahal lingkungan belum tentu benar dan masuk akal 🙂

    • 9ethuk
      March 10, 2013

      Yups, aku juga berfikir seperti tu terkadang

  6. Puji Lestari
    February 26, 2013

    saya kok malah kasihan sama si staff baru itu…
    demi menegakkan kebenaran (anti korupsi waktu) eh, malah jadi korban
    saya yakin tuh yang nulis pastinya yang sering ngaret

    • 9ethuk
      March 10, 2013

      Iya, sama aku juga kasihan. ybs saat ini sudah resign dan pindah kerja di pabrik lain.

  7. Ely Meyer
    February 26, 2013

    Apakah ikut ikutan itu jg berlaku saat berkomentar di salah satu postingan ? 😛

    • 9ethuk
      March 10, 2013

      Hhahahahaha, betoel………!

  8. Mita Alakadarnya
    February 27, 2013

    klu latahnya dalam hal positif buat saya gk masalah,,, 🙂

  9. yisha
    February 27, 2013

    kaka lagi ngomel ya? maafin yisha………

    • 9ethuk
      March 10, 2013

      enggak kok yisha,… sekedar curcol ajo,..

  10. Rawins
    February 27, 2013

    udah umum kek gitu om
    apalagi disini yang budayanya senggol bacok
    sebagai it aku kan punya tugas ngecek mesin absensi secara teknis dan tak tau menahu isi data apalagi itungannya dengan gaji. tapi tetap saja sempat kebagian tonjok tonjokan
    hiks…

    • 9ethuk
      March 10, 2013

      kena tonjok atau dapet jatah nonjok mas? hhahaha….

Leave a comment

Information

This entry was posted on February 26, 2013 by in [Opini] [Reportase] [Analogi] and tagged , , , , .

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 157 other subscribers

Tulisan Terdahulu