9ethuk

Berbagi adalah sumber energi abadi

Komunikasi, Solusi Kegalauan Hati [Pengalaman Pribadi]

Bismillah.

Guwe dan Istri di Jakarta tinggal di kontrakan, rumah 3 petak. kamar tamu ukuran 2 kali 3,5 meter. Kamar tidur ukuran 3×3 meter. Kamar mandi ukuran 1×1,2 meter dan dapur kecil ukuran 1×1,2 meter.

Sekedar pengen berbagi cerita yan sudah terjadi beberapa waktu lalu, yaitu saat akan mengajak istri dan anak kembali ke jakarta setelah sebelumnya menghabiskan cuti melahirkan di Surabaya selama hampir 3 bulan. Selain anak dan istri, suatu berkah tersendiri, sebab Bapak dan Ibuk Surabaya akan ikut ke Jakarta, mensupport kami untuk membantu mengasuh cucunya saat kami berdua sudah kerja seperti biasa lagi, aku berangkat ke pabrik, istri ke rumah sakit.

Jadi, harus ada kamar tambahan, sebab tidak mungkin jika dipaksakan jadi pepesan pindang di kontrakan kami. Kebetulan Bapak-Ibu kost sedang membangun kost-kostan dilantai 2, namun belum selesai. Ehmm, sebetulnya, sejak 2 bulan sebelumnya aku dah bilang pak kost jika aku pesan satu kamar yang lagi dibangun, untuk dipakai saat bapak dan ibuk Surabaya ke Jakarta. Pak kost waktu itu akan mengusahakan supaya bisa selesai.

Sebenarnya, kami berdua sedang melakukan pembelian rumah melalui KPR, namun rumah kami belum jadi, dan estimasi serah terima rumah baru pada bulan Januari 2013 nanti. Problem betambah kembali, karena kontrakan kami batas tenggang waktu habis sampai bulan november ini, artinya untuk bulan desember sampai januari kami harus menambah tenggang waktu, tapi hanya 2 bulan (Kebiasaan sistem kontrak rumah di Jakarta, pembayarannya minimal 1 tahun). Dan aku harus mendapatkan satu kamar tambahan, entah di lantai 2 kontrakan pak kost, jika sudah jadi atau mencari kost-kostan terdekat dari kontraan kami saat ini.

Aku bingung untuk mendapatkan 1 kamar kost-kostan untuk bapak ibuk, bingung antara bilang dulu ke pak kost ama bu kost kalau gak jadi ambil kost di lantai 2 karena aku liat belum jadi, bahkan atapnya saja belum ada. Tapi, kalau bilag dulu takut seakan akan ‘meminta’ mensegerakan kamar kost di lantai 2 untuk di kebut segera jadi. Tapi kalau gak bilang dulu ke Pak Kost-Bu Kost dan langsung mencari kost terdekat takut menyinggung perasaan mereka. Bingung,

Mungkin watak orang jawa kali ya, selalu dibayang-bayangi perasaan gek engko nek, Ojo-ojo engko, dll. 🙂

Akhirnya aku beranikan diri bilang ke pak kost-bu kost untuk menjelaskan duduk permasalahannya, sekaligus minta ijin untuk mencari kost-kostan terdekat sambil menunggu kamar kost lantai 2 selesai di bangun. Sebab, menurutku ini cara terbaik, mungkin di awalnya kita akan berperang dengan perasaan kita, gak enak, agak takut ngomong, dll. Tapi menurutku ini cara terbaik, meski susah mengungkapkannya.

Selepas maghriban dari masjid, aku ke rumah pak kost-bu kost. Mengutarakan niatku, aku jelaskan pelan-pelan, sopan dan terbuka. Sambil dag dig dug, aku menyimak jawaban pak kost dan bu kost.

“Begini aja mas Aan, itu diatas ada 2 kamar, 1 kamar egi (anak pak kost, satu lagi kamar misbah (pekerja yang lagi membangun kamar kost), silakan mas aan pilih salah satu mana yang cocok, nanti misbah atau egi bisa pindah ke kamar kosong yang ada di rumah ini (ada 2 kamar ksong ternyata di rumah pak kost yang tidak diyempati, tapi harus melewati pintu rumah pak kost). Tapi kalau mas aan gak cocok, nanti bapak bantu cariin kost-kostan terdekat milik temen-temen bapak di sekitar komplek ini”

Degg,.. aku masih gak percaya dengan jawaban pak kost.

“Baik Pak, saya akan liat besok sepulang kerja kamar yang diaatas, sambutku”

“Ehmm, satu lagi Pak, kontrakan saya khan habis di November, saya berniat untuk memperpanjang hanya sampai rumah kami yang di cibinong selesai dibangun, estimasi sekitar bulan januari” tuturku menjelaskan lagi ke pak kost.

“Iya… gak papa mas aan, biasa aja. Silakan kalau mau nambah sebulan, dua bulan sampai mas aan bisa menempati rumah baru, bapak dan ibuk gak masalah” Jelas bapak kost.

Tuing,… still dont believe with what just happened,..

Safeeeeeeeeeeee…………..

Permasalahan terselesaikan. Kamar kost dapat, pengajuan perpanjangan kontrakan bulanan dapat, dan tidak perlu mencari kost-kostan terdekat.

Setelah aku liat kamar kost yang ditawarkan oleh pak kost, lumayan lega, ventilasi juga enak, bahkan ditawari tempat tidur, mau ukuran 1,2 atau 3 ada semua milik pak kost. Spechless,…

Komunikasi, solusi jitu permasalahan terkini!

20 comments on “Komunikasi, Solusi Kegalauan Hati [Pengalaman Pribadi]

  1. Sigoese
    November 4, 2012

    orang jawa bilang. “ono tembunge..” 🙂

    hehe.. aku masih senyam-senyum baca tulisan ini.. khususnya pas tulisan mas Aan.. 🙂

    • 9ethuk
      November 4, 2012

      Hahahaha,… serasa dipanggil ya mas an?

  2. tika
    November 4, 2012

    hehe saiki cah magetan wes gue/guwean ik 😉

    • 9ethuk
      November 4, 2012

      Xixixixixi, iku tulisane thok Bu, nek cethuk wonge trus krungu logatku, dijamin guling-guling geli

  3. 'Ne
    November 4, 2012

    Bener tuh kebiasaan kita orang Jawa suka banyak pekewuhnya, belum apa2 udah mikir nggak enaklah, takut di tolaklah padahal setelah dicoba ternyata tdk seperti yg dibayangkan 😀

    • 9ethuk
      November 4, 2012

      Hehehe, tapi tetep aja mbak, susah memulainya,..

  4. Rawins
    November 4, 2012

    kenyataan memang seringkali tak seindah bayangan
    seindah apa semenakutkan ya..?

    kerenan kontrakanku waktu di jakarta, om
    kamar mandi wc doang yang 1×1. lainnya lumayan gede. kamar tidur 3×3, ruang tamu 3×3, ruang santau 3×3, ruang makan 3×3, dapur 3×3, garasi 3×3. pokoknya mau tambah ruangan apapun tetap ukurannya 3×3 wong ol in wan… 😦

    • 9ethuk
      November 4, 2012

      🙂 turut berduka cita mas, 😀
      Itu khan dulu, sekarang khan maknyus kang.

      • Rawins
        November 4, 2012

        sekarang lebih parah lagi. sekamar ukuran 3×3 diisi 4 orang. hehe…

      • 9ethuk
        November 4, 2012

        kalau pengen lega, tinggal tarik kasur ke emper mas, gak ada batas dinding kamar. Tapi gak jamin bangun bangun masih di emperan, bisa bisa salah sarang 😀

      • Rawins
        November 5, 2012

        sekalian aja di atas pohon
        haha

      • 9ethuk
        November 6, 2012

        Hehehe, aku gak bilang lo mas, tapi nek pengen nyoba gak keberatan juga. tar tulis di blog ya hasilnya percobaannya 🙂

  5. delakeke1
    November 4, 2012

    Wah…kalau gw kost di jakarta tapi anak istri gak ikut, mereka masih tinggal di Jawa [Purworejo], gw yang bolak balik, gak kebayang kalau di ungsiin semua di Jakarta
    Salam

    • 9ethuk
      November 4, 2012

      Hehehe, tiap orag punya pertimbangan Mas. Dan bagi guwe, hal yang paling berharga adalah keluarga 🙂 pengen selalu deket ama mereka.

  6. Ely Meyer
    November 4, 2012

    ya karena kebiasaan juga sih ya org Jawa itu suka pekewuh, tapi aku sejak tinggal di sini suka bicara apa adanya, sesuai hati, perlu waktu lumayan lama sih , tapi akhirnya enak juga kok bicara apa adanya, selain melegakan hati ndak harus selalu mbulat mbulet, ngabisin waktu dna energi, pikiran juga 😛

    • 9ethuk
      November 4, 2012

      Aku masih belajar bicara apa adanya, untung ada guru privat mbak disini, yaitu istriku. Hehehe, istriku lebih bisa ngomong apa adanya dari aku. Didikan Orangtua sangat besar peran ke kita.

      • Ely Meyer
        November 5, 2012

        wow …. salut sama istrinya nih 🙂

      • 9ethuk
        November 6, 2012

        Xixixixi, di keluarga istri memang dibiasakan terbuka terhadap segala sesuatu permasalahan. 🙂

  7. ririsnovie
    November 5, 2012

    Saya juga masih sulit menghilangkan pakewuh seperti ini, tapi memang semua berawal dari kebiasaan..
    berasa WOW yaa wong magetan pake guwe..hehee..

    • 9ethuk
      November 6, 2012

      Hahahaha, iku mung neng tulisan Mbak, asline yo sek medhog..

Leave a reply to 9ethuk Cancel reply

Information

This entry was posted on November 4, 2012 by in [Catatan Harian] and tagged , .

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 157 other subscribers

Tulisan Terdahulu