9ethuk

Berbagi adalah sumber energi abadi

Jleb! [Moslem Corner]

Telaga Ngebel (Ponorogo)

Telaga Ngebel (Ponorogo)

Bismillah.

Tergelitik setelah membaca beberapa status temen-temen di FB diantaranya sebagai berikut,

Panggilan telepon => lari secepat kilat
Panggilan azan => ntar deh nunggu iqomat

Orang ngasih duit 1 juta => kan diingat sepanjang masa
Allah udah ngasih segalanya => shalat masih ntar aja

A: Mbak aliran apa sih mbak, kok pakai kerudung gede banget?
B: Saya Islam tanpa embel-embel mbak. 🙂
A: Iya saya tau, Islam. Tapi Islam apa?
B: Ya Islam saja mbak 🙂
A: Maksud saya Islam yang seperti apa? Aliran apa?
B: -_-‘ Nggak ada alirannya mbak
A: Bukan, kan kerudung mbak gede banget, itu Islam aliran apa gitu loh mbak?
B: -_-‘ Saya tanya balik. Mbaknya Islam kan?
A: Iya saya Islam.
B: Mbaknya aliran apa, kok nggak pakai kerudung???

A: ……^$%*@&)($@

Senada dengan percakapan A dan B adalah tentang laki-laki yang kalau sholat 5 waktu pasti berusaha ke masjid untuk sholat jamaah, memelihara jenggot tipis, dll 😀

Renungan yang bisa gue ambil kira-kira sbb:

1. Hehmm, jadi teringat salah satu cerita tentang kisah muslim berkebangsaan Australia yang baru muallaf, dia berujar, kalau saja saya masuk ISlam karena melihat Umat Islam di Indonesia, mungkin gak jadi masuk Islam, hehehe, kenapa? karena aktualisasi konsep dengan prakteknya masih sangat jauh terlihat. Justru sebaliknya.

2. Sosial masyarakat kita sangat sangat dipengaruhi oleh kebiasaan yang menjadi hal umum di tengah-tengah masyarakat, jadi patokan sesuatu itu ‘benar’ menurut pandangan masyarakat secara umum adalah apa yang selama ini terlihat secara kasat mata, menjadi kebiasaan dan hal yang biasa. Jika ada hal ‘baru’ meskipun secara konsep benar tapi kok tidak sering terlihat di keseharian, maka bisa jadi dianggap ‘salah’ dalam artian tidak sesuai dengan kebiasaan.

Nah, kendala terbesar adalah, kebiasaan atau hal yang umum itu bisa berubah dari waktu ke waktu mengikuti trend yang ada, dan trend itu sebagain besar disumbang dari media elektronik maupun cetak yang setiap hari digembor-gemborkan, sehingga masyarakat tergelitik untuk mencoba, dari sedikit menjadi banyak orang yang mencoba dan lama kelamaan memnajdi kebiasaan dan hal lumrah di tengah-tengah masyarakat.

Mungkin kita masih ingat, dulu memakai jilbab adalah hal tabu, sekarang ibu-ibu kalau ke kondangan gak make jilbab/kerudung rasanya ada yang kurang. Dulu yang namanya punya hp adalah hal yang wah (jadi inget hp pertama nocia 3310 😀 ) sekarang dah kayak kacaong goreng atau kayak barang wajib, meskipun sudah ada telpon rumah. Dulu di kampungku kalau panen padi orang nyari damen (padi buat makan ternak) dengan dipikul, sekarang dinaikin motor, padahal dulu mah sedikit banget orang punya motor.

Dulu, pas gue masih kelas 2/3 SD namanya main ujan-ujanan laki-laki perempuan campur telanjang bulet mah biasa aja, gak ada apa-apa, sekarang anak TK udah tau apa itu pacar dan pacaran. Dulu kalaua ada yang hamil sebelum nikah bakal jadi berita heboh satu kampung, sekarang hubungan diluar nikah kok kayak hal yang dibiasakan oleh masayarakat. Dulu kata mbah-mbah mereka nikah karena dijodohkan, dan menghasilkan banyak anak langgeng sampai tua, sekarang kalau ada nikah karena taa’ruf dan dijodohkan kok dianggap tabu 🙂

@#$%&??/// temanya ada ya? daripada tambah mumet diakhiri aja postingannya 🙂

23 comments on “Jleb! [Moslem Corner]

  1. lambangsarib
    December 12, 2012

    Mungkin karena kita beragama Islam karena warisan.

    • Urip Prasadja
      December 12, 2012

      saya bukan muslim, jadi ga brani komen… tapi saya tergelitik dengan istilah agama warisan dari pak Lambang… ketoke asik iki… agama apapun lho… kapan2 buka jagongan bahas ini pak…

      maaf lho om Aan… saya main slonong

      • 9ethuk
        December 12, 2012

        Monggo pak urip…

      • lambangsarib
        December 13, 2012

        ok mari berdiskusi tentang “agama warisan”, sampean yang nulis yah…. Hehehe, aku gagal paham agama.

        Lahir sudah beragama tertentu, itu bermakna “agama warisan”. Berbeda dengan syafei antonio, felix siaw, dll yang mencari sendiri agama yang dianutnya.

      • lambangsarib
        December 13, 2012

        komen saja, dalam perspektif agama pa Urip. Gak masalah……

      • Setokdel
        December 13, 2012

        berarti benar kalo pada dasarnya semua orang memang terlahir atheis,
        #soktau hehe

      • 9ethuk
        December 13, 2012

        Hehehe, kalau yang ini saya jelas kagak setuju, boleh donk 🙂
        Setiap orang yang lahir di muka bumi ini pada dasarnya adalah muslim, sehingga tidak perlu melakukan syahadat ulang. Dalam aqidah Islam, tidak ada orang yang lahir dalam keadaan kafir. Sebab jauh sebelum bayi itu lahir, Allah SWT telah meminta mereka untuk berikrar tentang masalah tauhid, yaitu mengakui bahwa Allah SWT adalah tuhannya.
        Di dalam Al-Quran Al-Kariem, hal ini ditegaskan sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa bayi lahir itu dalam keadaan kafir.
        Dan, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, kami menjadi saksi.” agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini. ” (QS Al-A’raf: 172 )
        Selain itu, Rasulullah SAW juga telah bersabda bahwa setiap manusia itu lahir dalam keadaan fitrah. Dan makna fitrah itu adalah suci, lawan dari kufur dan ingkar kepada Allah SWT. Barulah nanti kedua orang tuanya yang akan mewarnai anak itu dan menjadikannya beragama selain Islam. Misalnya menjadi Nasrani, Yahudi atau Majusi.
        Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR Bukhari 1296)
        Lengkapnya disini
        http://asysyariah.com/orang-tua-sebab-sang-anak-berada-di-suatu-agama.html

      • Setokdel
        December 14, 2012

        hehe boleh mas, sah-sah saja 🙂
        wah kalo dari sudut pandang islam sendiri saya bisa langsung bungkam mas, riskan untuk mempertentangkan ayat Al-Quran, terlalu suci untuk dipahami dengan semena-mena hehe
        jadi saya coba ikut pak lambangsarib saja, nah bagaimana kalo seseorang lahir dari produk 2 keyakinan yang berbeda misalnya si bapak muslim dan ibuknya nasrani ? andai saja si anak punya hak pilih..

      • Urip Prasadja
        December 14, 2012

        anak itu juga manusia, tentu saja ia punya hak pilih!

      • 9ethuk
        December 14, 2012

        Yupz setuju pak, setiap manusia memiliki hak pilih siapapun manusia itu, coz manusia dibekali kemampuan untuk memilih.

    • 9ethuk
      December 12, 2012

      Hehm,,,, maybe mas

  2. katacamar
    December 13, 2012

    jleb banget, jaman udah berubah mase,
    aqidah dan budi pekerti sudah mendesak untuk jadi pelajaran wajib anak didik…kayaknya

    • 9ethuk
      December 13, 2012

      Hiks, betul pak. Jadi takut dengan anak saya nanti akan seperti apa…

  3. utie89
    December 13, 2012

    Setuju buanget maas.

    Sama halnya soal hubungan lawan jenis.

    Poligami yang jelas2 halal dan nyunnah malah heboh digugat (bukan brarti aq mw dipoligami :P), tapi pacaran sampai zina dianggap lumrah dan dimaafkan. -__-”

    Memang kebenaran yang sesungguhnya bukanlah pada apa yang kebanyakan orang yakini benar.

    Seperti dalam sebuah hadis yang kira2 berbunyi,
    awalnya Islam dianggap aneh, kelak pada akhirnya pun akan dianggap aneh, maka beruntunglah orang2 yang aneh.

    Jadi walaupun belum sempurna menjalankan syariat, aq sungguh2 amat sangat salut sekaligus iri pada mereka2 yang berani menerima cap “aneh”, terutama muslimah, berpakaian longgar bahkan smpai memakai cadar, pantang menyentuh non mahrom, anti gosip, menghindari kumpul2 yang membuang waktu dan tidak efektif, menjaga pandangan dan pergaulan, dan sebagainya dan sebagainya.

    *membayangkan kapan aq mau dan brani seperti itu*

    • 9ethuk
      December 13, 2012

      Cuma satu kata yang bisa aku bilang, inipun dari kata-kata temenku di buku catatanku,
      Pasti ada jalan untuk menuju kebaikan 🙂

  4. yisha
    December 13, 2012

    hiksssssssssssssss……….

  5. genthuk
    December 13, 2012

    Apakah Syahadat Kita Emosional?


    meski tulisan lama, insya Allah bisa membantu …..

    • 9ethuk
      December 13, 2012

      Matursuwun Mas,… Joss, aku udah pernah baca, tadi baca lagi tetep bagus..

  6. Setokdel
    December 14, 2012

    hehe masalahnya dalam keadaan baru terlahir (seorang anak) manusia belum cukup akal untuk memilih..

    • 9ethuk
      December 14, 2012

      Ya itulah manusia, kalau lahir procot dah langsung jadi superman gue kabur duluan, atut

  7. Zakii Aydia
    December 16, 2012

    Zaman ini menuju kepada glory atau the end of glory itself mas?

    • 9ethuk
      December 16, 2012

      ???? roaming !@$#%()&// masih loading, Maksudnya?

Leave a reply to Urip Prasadja Cancel reply

Information

This entry was posted on December 12, 2012 by in [Moslem Corner] and tagged , , .

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 157 other subscribers

Tulisan Terdahulu