Hampir Gak Bisa Bersih-bersih

Ilustrasi : Closet duduk

Bismillah.

Warning. Bagi yang mau membaca dan dalam kondisi sedang makan atau minum tidak disarankan melanjutkan membaca. Ulasan awalnya agak ‘jorok’, tapi mau gimana lagi, memang itu aktualnya.

Jam makan siang selesai, pas lagi duduk-duduk di gazebo. Tiba-tiba perut melilit, alarm minta buang air besar. Buru-buru lari ke WC terdekat dari gazebo.

“klik” pintu dipastikan terkunci (pengalaman, beberapa kali di WC ini kunci agak rusak, jadi pas lagi kencing tiba-tiba kaget ada yang buka pintu,… hororrrrrrrrrr)

Lega banged, buang air besar di closed duduk. Pantesan perut menjerit jerit, agak encer keluar-nya (tuh khan udah dibilangin jangan diterusin bacanya 😀 ). Jadinya muncrat-muncrat (hahahahaha, ojo dibayangne rek)

Nah, pas mau bersih-bersih. Spray kagak mau keluar airnya… waaaaaaaaaaaaaa… mampus gue!!!

Tolah-toleh, aku liat di pangkal spray water-nya. OMG. Selangnya putus, air gak mengalir ke ujung tapi muncrat di pangkal. What should I have to do rek???!!

Sambil tetep dalam posisi duduk, aku coba otak atik. Putar kanan-kiri, coba ditancap-tancapin selangnya. Gak berhasil.

Sempet beberapa detik terdiam, dosa apa aku hari ini? Masak ngambilin air dikit-dikit pake tangan dari semburan air di pangkal buat bersih-bersih? Blepotan gak karuan bakalan. Ogah!

Gak kekurangan akal, selang bagian luar aku paksa masuk ke pangkal spary water menutupi selang bagian dalam. Setelah beberapa kali mencoba berhasil juga. Aku coba tekan spray-nya.

“Srootttt…………”

Alhamdulillah air keluar, meskipun tidak sekencang standart-nya minimal bisa buat bersih-bersih.

LEGA!!!! Bisa bersih-bersih.

Selesai?

TIDAK! Pas mau nyentor (bahasa indonesianya menggelontor) feases-nya. Closes agak mampet, alamak!

Tiap kali aku tekan tuas untuk menggelontorkan air, eh airnya malah naik terus hamper keluar dari tepi bagian atas. Walah tambah panic ae aku. Kalu “byoorrr…!” tumpah lak nguilani rekkk. (tapi untung gak sampai tumpah).

Akhirnya, setelah berjuang berkali-kali dan kali dan kali bisa bersih juga. Benar-benar lega! Luar biasa perjuangan dan rasanya bisa bersih-bersih dan membersihkan.

Keluar kamar mandi aku langsung protes ke petugasnya, kenapa kalau toilet rusak tidak dikasih tanda?

“Iya Pak, itu memang rudak, nanti saya kasih tau pihak janitor atau engineeringnya”

CPD,…..

Hehmmm,…. Bukan kali pertama mengalami kejadian hal ini. Entah karena orang yang merusakkan takut untuk melapor atau memang yang bertanggung jawab kurang sigap memperbaiki. Tapi yang menggelitik adalah alasan pertama. Merusakkan, tapi takut lapor. Dan banyak hal dan berbagai kejadian ini secara jujur mungkin pernah kita lakukan atau kita melihat serta mengalami langsung. Itulah mengapa kejujuran itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang kuat.

Kalau alasannya takut lapor mungkin masih normal, yang aneh adalah merasa tidak bersalah sudah merusakkan.

Hah? Merasa tidak bersalah? Apa ada? ADA!

Dan yang jauh lebih parah dari itu adalah perilaku suka merusak fasilitas umum. Seperti : Coret-coret tembok fasilitas umum, buang sampah di public area, merokok di dalam metromini atau kendaraan public, merusak taman, menebang pohon, buang sampah di kali, dll.

Kalau buat gue pribadi sich, jika gue belum bisa merawat-nya, sebisa mungkin tidak merusaknya atau mengotorinya.

Happy blogging…